Keutamaan orang-orang yang sabar, rendah hati, belas kasih,
penyayang, pemaaf. Ini tentu karena jiwa besar, itulah akhlak yang mulia, buah
dari keimanannya kepada Allah dan keimanannya kepada hari akherat. Sebenarnya yang
mudah membuat marah itu adalah karena lemah iman, sehingga mudah diprofokasi
oleh setan sehingga lahir sifat-sifat buruk. Kalo imannya kuat, ia beriman
kepada Allah, beriman kepada janji Allah, beriman kepada hari ahir, semuanya
pasti dibalas oleh Allah. Kebaikan dibalas kebaikan begitu juga sebaliknya. Dia
akan selalu mengatur (manage) hatinya, untuk tetap sabar dijalan Allah. Maka tidak heran
berhamburan pujian untuk hamba ini. Terpuji karena teruji.
Seperti Nabi Muhammad SAW, beliau terpuji karena teruji,
menjadi khotamul ambiya’i wal mursalin (penutup para nabi) dan menjadi uswatun
hasanah (teladan yang baik) tidaklah mudah. Tetapi karena teruji menghadapi
kaum kafir dan menyebarkan agama Islam, dan semua yang telah dilalui beliau, telah membuatnya dimuliakan oleh Allah SWT.
Ada 3 rangking seorang hamba yang dipuji oleh Allah SWT
dalam surah Ali- Imron yang merupakan rangking orang-orang bertaqwa, yaitu:
1.
Alkadimina minal ghoid (orang yang bisa menahan
marah saat bisa menumpahkan marahnya)
Bisa kita bayangkan betapa hebatnya hamba ini, apakah kita bisa mencapai tingkat ini? Sangat sulit sekali
Bisa kita bayangkan betapa hebatnya hamba ini, apakah kita bisa mencapai tingkat ini? Sangat sulit sekali
contoh: saat ada satu nyamuk menggigit kita, lalu kita melihatnya, apakah
kita tahan untuk tidak membunuhnya? Atau di saat kita sedang macet di jalan
lalu pada saat giliran kita, ada orang yang memotong antrian kita, kita bisa
marah tetapi kita bisa menahannya.
Orang yang disebut jagoan itu bukan orang yang bisa seenaknya sendiri
mengumbar nafsunya, bukan juga orang yang bisa menghajar orang seenaknya,
tetapi orang yang bsia menahan dirinya, menahan nafsu marahnya disaat dia bisa
marah.
Ada suatu cerita Rosulullah SAW ketika menyuapi seorang nenek yahudi yang
terus menghina Rosullullah SAW, betapa bencinya nenek itu dengan Nabi Muhammad
SAW, tetapi Rosul terus menyuapinya, dan nenek itu tuna netra (buta)tidak bisa
melihat, bahwa yang memberi makan adalah Rosullullah SAW
2.
Al afiina aninnaas (orang yang bisa menahan
marah dan juga bisa memaafkan)
Kebanyakan orang apabila telah sampai pada tahap menahan marah, tetapi tidak bisa memaafkan. Dalam tahap kedua ini, seorang hamba sudah bisa menahan marah, tetapi jugaa bisa memaafkan. Makin taqwa seseorang hamba, makin pemaaf dia. Allah berfirman dalam Al-Quran menyaakan bahwa “ orang yang pendendam tidak akan masuk syurga walaupun dia adalah orang yang benar”. Mari kita saling bermaaf-maafan. Bahkan sebelum orang minta maaf kita seharusnya sudah bisa memaafkan. Jangan pernah menganggap diri kita tidak pernah salah. Boleh jadi orang yang sebenarnya membuat kita marah, membuat kita mendekatkan diri kepada Allah dan meningkatkan kualitas iman kita kepada Allah.
Kebanyakan orang apabila telah sampai pada tahap menahan marah, tetapi tidak bisa memaafkan. Dalam tahap kedua ini, seorang hamba sudah bisa menahan marah, tetapi jugaa bisa memaafkan. Makin taqwa seseorang hamba, makin pemaaf dia. Allah berfirman dalam Al-Quran menyaakan bahwa “ orang yang pendendam tidak akan masuk syurga walaupun dia adalah orang yang benar”. Mari kita saling bermaaf-maafan. Bahkan sebelum orang minta maaf kita seharusnya sudah bisa memaafkan. Jangan pernah menganggap diri kita tidak pernah salah. Boleh jadi orang yang sebenarnya membuat kita marah, membuat kita mendekatkan diri kepada Allah dan meningkatkan kualitas iman kita kepada Allah.
3.
Wallahu yuhibbul muhsiniin (hamba yang sudah
bisa menahan marah, bisa memaafkan dan bisa melupakan bahkan mengajak membuka
lembaran baru “let bygones be bygones”. Sampai Allah menyatakan rasa cintanya
kepada hamba ini. Sebuah sifat mulia pasti akan melahirkan sifat kemuliaan
berikutnya. Hamba ini memberi kesempatan kepada saudaranya untuk memperbaiki
diri dan itulah tingkat keimanan yang paling tinggi. Seperti pohon manggga
dilempar dengan batu, tetapi dibalas dengan buah itulah ahlak Nabi Muhammad Rosullullah
SAW dan ahlak orang-orang yang beriman.
Mari kita berusaha dan berdoa supaya kita menjadi orang yang
penyabar, rendah hati, penyayang dan ahirnya menjadi seorang muslim yang berahlak
mulia.
(Source majelis Az-Zikra)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar