Pernahkah hati kita merasa gelisah? tidak bisa tenang dalam menghadapi permasalahan? bahkan tidak bisa fokus dan khusuk dalam melaksanakan tanggungjawab kita sebagai mahluk, untuk beribadah kepadaNya?
Semua orang pasti pernah meraskan hal itu. Akan tetapi taukah kita bahwasanya hal yang kita rasakan tersebut merupakan sebuah akumulasi hasil dari hal-hal yang pernah kita lakukan yang bertentangan dengan kodrat kita sebagai manusia. Seperti sebuah hukum alam yang menyebutkan bahwa semua kejadian pasti ada sebab yang menyertainya. Hal ini terkadang tidak begitu kita perhatikan. Kita terlalu sibuk dengan apa yang kita kejar, tanpa menyadari bahwa didalam hati kita terdapat hijab yang menutupinya akibat dari perbuatan-perbuatan kita yang menyalahi kodrat sebagai manusia yang seharusnya bisa menjaga Hablum minallah (hubungan dengan Allah) dan Hablum minannash (hubungan dengan sesama mahluk).
Sadarkah diri kita bahwasanya semua hal yang kita lakukan pasti akan ada balasannya? Balasan baik kah? Balasan buruk kah?
Seharusnya inilah poin terpenting dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Bisa jadi perasaan tidak tenang dan perasaan gelisah yang muncul dalam diri kita merupakan hukuman yang memang diberikan kepada kita olehNya?
Semoga kisah berikut ini menjadi bahan evaluasi diri kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
Seorang murid mengadu kepada gurunya:
"Ustadz, betapa banyak kita berdosa kepada Allah dan tidak menunaikan hakNya sebagaimana mestinya, tapi saya kok tidak melihat Allah menghukum kita".
Sang Guru menjawab dengan tenang:
"Betapa sering Allah menghukummu tapi engkau tidak terasa. Sesungguhnya salah satu hukuman Allah yang terbesar yang bisa menimpamu wahai anakku, ialah: *Sedikitnya taufiq* (kemudahan) untuk mengamalkan ketaatan dan amal amal kebaikan".
Tidaklah seseorang diuji dengan musibah yang lebih besar dari *"kekerasan hatinya dan kematian hatinya"*.
Sebagai contoh:
Sadarkah engkau, bahwa Allah telah *mencabut darimu rasa bahagia dan senang* dengan munajat kepadaNya, merendahkan diri kepadaNya, menyungkurkan diri di harapannya..? Sadarkah engkau *tidak diberikan rasa khusyu'* dalam shalat..? Sadarkah engkau, bahwa beberapa hari2 mu telah berlalu dari hidupmu, tanpa membaca Al-Qur'an, padahal engkau mengetahui firman Allah:
_"Sekiranya Kami turunkan Al-Qur'an ini ke gunung, niscaya engkau melihatnya tunduk, retak, karena takut kepada Allah"_.
Tapi engkau tidak tersentuh dengan Ayat Ayat Al-Qur'an, seakan engkau tidak mendengarnya...
Sadarkah engkau, telah berlalu beberapa malam yang panjang sedang engkau tidak melakukan Qiyamullail di hadapan Allah, walaupun terkadang engkau begadang...
Sadarkah engkau, bahwa telah berlalu atasmu musim musim kebaikan seperti: Ramadhan.. Enam hari di bulan Syawwal.. Sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, dst.. tapi engkau belum diberi taufiq untuk memanfaatkannya sebagaimana mestinya..??
Hukuman apa lagi yang lebih berat dari itu..???
Tidakkah engkau merasakan beratnya mengamalkan banyak ketaatan (amal ibadah)..???
Tidakkah Allah menahan lidahmu untuk berdzikir, beristighfar dan berdo'a kepadanya..???
Tidakkah terkadang engkau merasakan bahwa engkau lemah di hadapan hawa nafsu..???
Hukuman apa lagi yang lebih berat dari semua ini..???
Sadarkah engkau, yang mudah bagimu berghibah, mengadu domba, berdusta, memandang ke yang haram..???
Sadarkah engkau, bahwa Allah membuatmu lupa kepada Akhirat, lalu Allah menjadikan dunia sebagai perhatian terbesarmu dan ilmu tertinggi..???
Semua *bentuk pembiaran* ini dengan berbagai bentuknya ini, hanyalah beberapa bentuk hukuman Allah kepadamu, sedang engkau menyadarinya, atau tidak menyadarinya...
Waspadalah wahai sahabatku, agar engkau tidak terjatuh ke dalam dosa dosa dan meninggalkan kewajiban kewajiban.
Karena *hukuman yang paling ringan* dari Allah terhadap hambaNya ialah:
*"Hukuman yang terasa"* pada harta, atau anak, atau kesehatan.
Sesungguhnya *hukuman terberat* ialah: _*"Hukuman yang tidak terasa"*_ pada kematian hati, lalu ia tidak merasakan nikmatnya ketaatan, dan tidak merasakan sakitnya dosa._
Karena itu wahai sahabat2ku, *Perbanyaklah di sela sela harimu, amalan taubat dan istighfar, semoga Allah menghidupkan hatimu...*
(Diterjemahkan dari Taushiyah Syaikh Abdullah Al-'Aidan di Masjidil Haram)